PANEN PUN TIBA DI SMAN 1 CIKIJING

admin  | 14 Jul 2023  | 408 views  |

Penulis : Ika Kartika (Humas SMAN 1 Cikijing) dan Zahra Sri Rahayu (Tim Jurnalis Siswa SMANCI)

Tahun 2000 sampai 2023 berlalu tak terasa, menepikan indah terasa bagi pemilik hati yang menapaki gerbang kampus SMAN 1 Cikijing. Silih berganti pola pikir nahkoda sekolah sejak tahun 2000, menyimpan asa gerbang kampus menjadi tepian tapak-tapak anak bangsa yang tanpa menyimpan seuntai bisik diksi di hati 'alternatif'.

Fenomena dan aroma dalam kurun perjalanan bisa jadi menjadi wewangian yang terasa beragam tercium dan termaknai. Boleh jadi menimbulkan persepsi yang berbeda dalam tuturan diskusi di sela-sela santai sejenak menjalankan tugas guru dalam mengemban tugas pokok dan tugas tambahan. Itu adalah hal yang wajar terjadi, tanpa bermaksud mengartikecilkan pola pemikiran yang menjadi garis kebijakan sekolah dari setiap leadership yang mengemban amanat dan kepercayaan bertugas menjadi figur nahkoda di SMAN 1 Cikijing.

Tapak itu mungkin tersembunyi, sebab garis kebijakan yang diterapkan tidak bertumpu pada hal-hal yang berupa wujud infrastruktur. Tapi boleh jadi garis kebijakan terlihat jelas, sebab domain pola yang dikedepankan merujuk pada dimensi infrastruktur, selain tetap memberi perimbangan pada domain yang sifatnya tak terlihat.

Ada sandungan-sandungan, ada perhatian-perhatian yang mencoba menjadi kajian, telaah, dan analisa. Bukan saja dari seorang nahkoda sekolah, namun hal itu bisa terjadi pada perangkat-perangkat atau stakeholder seluruh komponen yang terkait baik langsung atau tidak langsung dengan perkembangan kemajuan SMAN 1 Cikijing. Kajian bisa ada dari unsur dalam, unsur partner (komite), unsur pemanfaat (siswa/orangtua/masyarakat).

Dengan segala aroma yang sempat menjadi wewangian, SMAN 1 Cikijing telah berjalan dalam kurun waktu 23 tahun. Suka duka yang ada selama kurun waktu itu telah menjadikan kedewasaan dalam jiwa-jiwa punggawa yang membersamai nahkoda mengatur lajunya biduk. Riak gelombang menempa jiwa petualang semakin percaya diri. Kolaborasi punggawa semakin memberi keyakinan masyarakat sebagai pemanfaat lembaga pendidikan untuk menjadikan lembaga sebagai tempat menitipkan putra-putrinya agar menjadi anak bangsa yang bisa mendiri berlayar di lautan yang semakin gencar dengan riak-riak gelombang.

Bukan hal yang mudah untuk mencapai titik ini. Tenaga pikiran dan finansial benar-benar diupayakan pengelolaannya, bahkan dijadikan sebuah pertaruhan yang tak mudah dalam mengaturnya. Hanya sebuah prinsip dan rasa percaya dirilah yang bisa menepikan pola pikir, untuk berujung indah. Tentu dukungan konstruksi yang mumpuni secara personal yang siap menerapkannya. Dan itu telah menjadikan gerbang kampus SMAN 1 Cikijing, berkiprah sejajar dengan sekolah-sekolah besar lainnya, pada hari ini.

Pastikan kita sudah berada sejajar menjadi sekolah besar, walaupun tetap kita tak perlu jadi besar kepala, sekalipun kita merasa berbesar hati. Jalan kita masih panjang, ada hal yang tetap harus diperjuangkan, mempertahankan dan jauh lebih mengembangkan dari kondisi hari ini. Kita bersama pasti bisa.

Tulisan Terkait