Kepala SMAN 1 Cikijing, Karier Srikandi Pemberani, Tak Berkorupsi Siap Mengabdi

admin  | 26 Ags 2022  | 764 views  |

Dra. Hj. Yani Malihah, dengan segala karakteristik kepribadiannya berujung titian karir sebagai pimpinan SMAN 1 Cikijing. Berani dalam melakukan perubahan tak lepas dari warisan darah kedua orang tuanya yang dalam strata sosial termasuk strata ningrat.  Raden Hj. Uken Sodjaningsih dan KH. Nosorudin Lubis, sebagai keluarga besar dengan 6 anak, beliau adalah putri ke-4. Latar belakang itu telah membentuk pondamen yang menjadi pilar kuat dalam karakternya, sampai  puncak karier Kepala SMAN 1 Cikijing  menepi menjadi titian perjalanannya.

    Subang, merupakan kota awal yang memangku kehidupannya. Pendidikan pun diawali dari kota dengan julukan “Kota nanas” ini. Mengawali pendidikan formal di SDN center 1  Tjihambaluyung ditapakinya. Melanjutkan ke SMPN 1 Pabuaran Kabupaten Subang. Pendidikan menengah atas ditempuh di Purwakarta, dengan masuk sekolah di SPGN 53 Purwakarta. Kemudian tamat dari sana, melanjutkan studi ke kota Bandung dengan mengambil jurusan pendidikan matematika di UNPAS Bandung.

     Cinta itu buta, jargon yang sering terdengar dalam keseharian kehidupan, wallahualam bi murodihi… UNPAS telah menjadi pelabuhan dua hati anak manusia yang saat itu bertemu dalam posisi sedang menuntut ilmu, antara beliau dengan teman mahasiswa satu kampusnya. Namun pautan dua insan yang sempat terdengar oleh orang tuanya, tak ayal mendapat rintangan dari sisi pandangan pikiran kedua orang tua beliau. Strata sosial ningrat, sepertinya ingin mengatur kehidupan putrinya dengan telah disiapkan jodoh yang dianggap setara untuknya. Beliaupun yang ditempa dengan pemikiran inteleknya dibangku perguruan tinggi, tak begitu saja mau di atur jalan hidupnya,  mengedepankan rasio logika dan celotehan hatinya, lebih diyakini akan langkah hari besok, dari pada mengikuti harapan orang tua. 

   Meninggalkan rumah adalah keputusannya. Cinta telah membawanya lari, cinta telah membuat berani, walau titian pasti belum ada. Cinta pun telah melabuhkan tapaknya jauh dari kehidupan keluarganya, menjadi guru honorer di kota Majalengka (saat itu: SMAN Maja, SMAN 1 Majalengka dan SMAN 2 Majalengka), dengan  menyewa satu kamar kos yang hanya berukuran 3 x 3 m² di rumah orang tua Pak Lurah di Dusun Jum'at, belakang kantor Kecamatan Maja. 

      Langkah yang ditempuhnya ini tak lepas dari tapak kisah-kasihnya, sebab semuanya terjadi atas pemikiran-pemikiran sang kekasih juga saat itu, termasuk menyewa satu kamar untuk tempat istirahat. Walau sebenarnya langkah ini berbalut ketir, sebab sang kekasih seperti enggan untuk memperkenalkan dirinya ke dalam lingkungan keluarganya, bahkan sampai-sampai tak mau juga membawanya sekedar tahu domisili kampung halamannya, padahal beliau tak segan meninggalkan kenyamanan kehidupan keluarganya yang ningrat demi pujaan hatinya. Cinta sudah membuat beliau tak berdaya, hidup harus numpang di rumah orang, dan hanya sebatas ruang petak untuk terlelap memimpikan hari esok yang tak pasti juga. Sementara jika dibandingkan dengan rumah orang tuanya, sungguh bukan tandingan untuk hidup nyaman bak pepatah bagai langit dan bumi yang tak mungkin disandingkan. Juli sampai Oktober beliau merasa seperti terbuang, terombang-ambing langkah  oleh cinta… kenyamanan kehidupan ditengah keluarga sudah ditinggalkan, sementara kepastian impian cinta yang menjadi pilihan masih tak berilustrasi pasti. Adakah ini yang dikatakan cinta itu buta ? 

   Akhirnya tiba juga penghapus kegalauan di bulan Oktober 1990, tepatnya 25 Oktober 1990, tepat usianya 25 tahun beliau, akad pernikahan menjadi kado yang sangat indah, memunculkan kerlip pelita hari esok memudarkan kegelisahan. Pelaminan tanpa restu dengan pujaan hati (sekarang: Drs. KH. Oo Sutisna, menjabat Kepala SMPN 3 Banjaran-Talaga, dan sebagai Ketua Yayasan Pondok Pesantren Mamba'ul Ulum Cidulang) yang mencengkram hatinya sedari dulu semasa menjadi mahasiswa kampus UNPAS sampai menyandang gelar sarjana, terlaksana. Sebulan setelah menikah takdir membuka jalan awal kepastian karirnya, dengan lulus ikut seleksi PNS. Menapaki kehidupan dipelarian, dalam waktu 6 bulan usahanya mengikuti testing PNS, menepikan takdir menjadi miliknya. pada bulan Maret 1991 beliau menerima SK pengangkatan CPNS dan penetapan sebagai tenaga pengajar di SMAN 1 Kadugede Kabupaten Kuningan. 

      Tapak pun mulai dirajut dari sini, dalam kondisi yang baru mengayuh biduk dan membentang layar rumah tangga, mengarungi samudra beliau pun mencoba tetap menatap cakrawala penuh optimis. Bersahaja hidup dengan mengontrak sebuah rumah kecil di kota kuda, tepatnya di kecamatan kadugede. Namun semuanya tak menjadikan urung untuk bisa tetap semangat dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas sebagai abdi negara, dalam riak gelombang Dan hembusan angin yang menerpa biduknya.

     Mencerdaskan anak bangsa, adalah konsekuensi prinsip yang harus dijalaninya, walau bagaimanapun kesempatan yang diberikan pemerintah, merupakan amanat besar, disamping mengabdi di biduk rumah tangga sebagai seorang istri. Sebagai guru, tantangan pun tak cukup sebatas menghadapi anak, berkolaborasi beserta kawan sejawat sebagai guru muda tentunya membuat pikirannya berjalan. Tugas tambahan wali kelas, selain tugas yang utama telah memberinya bekal berharga untuk belajar arti manajerial. Disana semua langkah bagai tempaan pengalaman dalam mengawali karier sebagai abdi negara.

    Biduk  rumah tangga pun sepertinya memberi spirit untuk bisa berjuang lebih hebat, hal ini terjadi pada tahun 1992. Buah cinta terlahir untuk yang pertama, seorang anak laki-laki pengupah hati dikala lelah (Sekarang bernama: dr. Imran Ghani, menikah dengan dr. venny Try dibulan Juni 2022). Kebahagiaan bertubi-tubi sepertinya mulai menepi, tahun 1996 restu orang tua pun  menghampirinya di tempat  pelarian arus kuat biduk cinta ditambatkan. Seiring restu orang tua atas pilihan hidupnya,  tahun itupun rumah idaman keluarga mulai dibangun di lokasi sejuk, daerah perbukitan, tepatnya Desa Maniis Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka. Baeti zannati…mulai benar-benar terasa bersama suami tercinta dan satu anak. 

    Selang satu tahun setelah rumah dibangun, tepat tahun 1997 anak keduapun terlahir, seorang laki-laki juga, sepertinya Alloh tahu bahwa kakaknya butuh teman bermain (sekarang bernama: dr. Lukman Ghani). Kehidupan beliau berubah menjadi keluarga yang mapan, ini terbukti dengan kedua anaknya lulus menyandang gelar dokter. Rumah yang dibangun bak istana megah, dengan terparkirnya 3 kendaraan roda dua dan 3 kendaraan roda empat dengan model kendaraan mewah. Tanah sawah, kolam dan kebun menjadi bagian yang dititipkan Alloh padanya lumayan luas. Gaji sebagai abdi negara, mengalir masuk rekening setiap bulan dari kedua pasangan ini. Sepertinya tak perlu berpikir menambah apa yang dimilikinya dengan cara-cara yang tidak halal, keyakinan ini terbesit dalam pikiranku dari kehidupannya yang agamis, serta dari fakta-fakta kinerjanya memimpin SMAN 1 Cikijing. Dalam jangka waktu 2 tahun kondisi sekolah mampu disulap menjadi tempat belajar yang representatif, eksotis dan tertata dengan ruang dan fasilitas yang layak berada pada abad milenia. ini juga membuktikan kemampuannya dalam manajerial sekolah yang merupakan bagian dari leadership.

   Sepuluh tahun mengabdi sebagai pengajar di SMAN Kadugede tentunya memberi segudang pengalaman yang sangat berharga. Ketika tahun 2000 pemerintah merotasi tugasnya ke SMAN 1 Cikijing Kabupaten Majalengka, adalah ending dan awal baru perjalanan kariernya. Ending bagi tugas ditempat lama, ada hal yang sangat berkesan, dan itupun celotehan terdengar saat tiga bulan berada di tempat baru, ketika beliau berkenan menghadiri undangan dalam acara halal bihalal SMAN Kadugede, dan saat itu kapasitas beliau masih sebagai guru di SMAN 1 Cikijing. 

   Tak terasa haru hati mampu memancing titik air sudut mata menetes , tatkala kepala SMAN Kadugede berkata, "Bu Yani, ibu termasuk yang beruntung, ketika ibu pindah tugas tiga bulan yang lalu, ibu diantar oleh semua komponen sekolah tanpa kecuali, padahal ibu hanya seorang guru. Ibu ini siapa sih ? ibu ini punya apa ? Ibu itu hanya seorang guru muda, tapi Itu pengakuan lembaga sangat istimewa terhadap ibu. Baru pertama kali saya menyaksikan hal seperti ini dalam hidup saya. Biasanya hal itu kalaupun terjadi hanya untuk seorang kepala sekolah, dan itu hal yang biasa dan wajar.  Ibu Yani …sungguh istimewa Di mata kawan-kawan dan lembaga". Beliau menuturkan hal tersebut kepada penulis, dengan suara parau teringat peristiwa itu " Saya sangat terharu. Sayapun menjawab pertanyaan Kepala SMAN Kadugede dengan mata berkaca-kaca, saya bukan siapa-siapa pa….saya juga tak memiliki apa-apa…sayapun menghampiri beliau dengan merasakan haru yang amat sangat, saya jabat tangan bapak kepala SMAN Kadugede sambil menciumnya dalam isak tangis yang tak bisa ditahan lagi". begitu kira-kira ungkap beliau selanjutnya pada penulis. Sungguh peristiwa ini menjadi kesan tersendiri bagi beliau, itu peristiwa di bulan April 2000.

  Tahun 2002, bukti syukur atas semua langkah yang dipastikan Alloh, beliaupun menunaikan ibadah haji bersama suami tercinta. Karierpun ditapaki lebih dekat lagi, SMAN 1 Cikijing menjadi tantangan baru untuk kiprahnya. Secara geografis Cikijing adalah tempat kelahiran sang suami, tapi wilayah kerja tetap menjadi wilayah baru baginya. Hari-haripun dicoba bertelusur karier, dengan beberapa tugas tambahan yang dipercayakannya selain mengajar matematika. Dipercaya mengemban tugas tambahan sebagai wali kelas, kemudian sebagai stap wakasekur (2003-2008), naik meniti wakasekur (2009-2013), kemudian menjadi bendahara sekolah (2018-2020). Lepas dari semua titian itu, akhirnya dipercaya sebagai Kepala SMAN 1 Cikijing sampai sekarang.

    Kepak sayap srikandi (sebelumnya pimpinan SMAN 1 Cikijing dipimpin laki-laki) baru beliau seorang wanita yang terpilih untuk menjadi pemimpin. Tak berlebihan jika penulis menggunakan istilah 'Srikandi', sebab dalam mempertanggungjawabkan kapasitasnya beliau begitu berani, melakukan perubahan yang besar-besaran. Dalam kurun waktu singkat, semenjak dilantik 10 Juli 2020 sebagai kepala sekolah SMAN 1 Cikijing, tak begitu lama mobil operasional sekolah dibelinya. Tentu ini menjadi hal yang patut diacungkan jempol. Seperti tak ada jeda menarik napas, setelah itu marathon beberapa pembenahan infrastruktur menjadi prioritas sang "srikandi".

     

       Masih pada bulan yang sama (Juli 2020), kembali pembangunan infrastruktur dilakukan. 4 lokal ruang belajar direnov-nya melalui anggaran DAK. Alhamdulilah 4 lokal ruang belajar hasil renovasi selesai pada bulan November, dengan evaluasi monitoring tim dari provinsi hasilnya memuaskan. Dalam waktu yang berbarengan juga, 2 unit toilet sehat  dibangun dalam 2 lokasi yang berbeda. Evaluasi monitoring tim provinsipun, lagi-lagi menilainya sangat memuaskan.


 

    Berikutnya (Desember 2020), pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur lagi-lagi dilakukan, koridor yang menghubungkan ruang guru-mesjid-toilet baru direnov. Beberapa tiang koridor yang awalnya dari kayu, diganti dengan tiang cor. Bersamaan dengan itu, pemasangan pademen kolam ikanpun digarap dalam upaya memberi batas rapi pinggiran kolam ikan.

 

         Januari 2021 pun tak luput menjadi waktu pembangunan pemeliharaan. Pemasangan 120 loster diantara lobang-lobang pagar depan sekolah, agar tidak dijadikan lintasan masuk ayam ke lingkungan sekolah.

   Selesai itu dilanjut bulan berikutnya Februari 2021. Atas pertimbangan perintisan perpustakaan digital (usulan kapus), ruang perpustakaanpun berbenah diri. Penataan ruangan, pengecatan,  pengadaan sopa, pemasangan jalur WI-FI, pengadaan rak buku dan pembelian papan nama perpustakaan secara digital. Direalisasikan demi menunjang proses pembelajaran anak bangsa.

      Kemudian kiprahpun dilakukan di bulan Maret 2021. Dilakukan pengurugan area sawah untuk penambahan perluasan area parkir, tak elak 117 dumtruck tanah merahpun/atras didatangkan. Kemudian setelah itu dilakukan penggilasan batu split untuk persiapan pengaspalan hotmix area halaman depan sebagai area parkir kendaraan roda dua dan roda empat.

    April 2021, sarana penunjang KBM untuk ruang Lab Komputer 2 mulai dibenahi. Pemasangan teralis jendela dan pintu, pemasangan karpet seluruh ruangan, penyambungan Wi-Fi, gorden dan AC. Hal ini untuk memberi nilai aman dan nyaman keberadaan ruangan.

Mei sampai Agustus 2021, infrastruktur terus sambung menyambung. Halaman tengah yang menjadi tempat beraktivitas formal (upacara dan Olah Raga) menjadi sasaran penataan. Taman mengelilingi pinggiran area halaman secara permanen, dengan menggunakan keramik dan penempatan pot-pot bunga. Kemudian jogging-track pun mengelilingi bagian dalam taman. disambung dengan pengecoran bagian lapangan olah raga. Tak cukup sampai disana, panggung yang sudah ada direvasi, sekeliling dalam area dilakukan pengecatan. Sungguh area tengah terlihat sangat eksotis, areapun diberi nama "YAMAHA" (kependekan dari nama beliau).

 

September 2021, pemagaran bagian depan sekolah dan pembuatan gerbang kedua, merupakan target memperindah bagian depan.

Oktober 2021, genap usia sekolah 22 tahun. Perayaanpun dirancang dengan meriah. Lomba Lintas Alam (LLA) antar SLTP/MTs menjadi program unggulan, selain bazar dan pentas seni. Sekaligus moment ini sebagai event peresmian Hall lapangan tengah yang sudah disulap eksotis diresmikan penggunaannya. Ibu KCD IX hadir, berkenan meresmikan.

November - Desember 2021, yang menjadi penghujung akhir tahunpun tak luput dari pembenahan. 130 meter pagar benteng pembatas antara utara-barat dengan tinggi 2,5 meterpun dibangun atas bantuan APBD.

Januari-Maret 2022, Kantin sehat bernuasa cafe menjadi infrastruktur yang ditargetkan. Mempersolek sekitar kantin dengan penataan kolam ikan dengan pemagaran sekelilingnya. Pendirian 2 gazebo mengapit area kantin, ditambah monument (tugu) yang menjadi topangan kijing, sebagai simbol wilayah. Kursi dengan kapasitas banyakpun dibuat di sekitarnya. Sekeliling area berkeramik motif, penataan pun sungguh luar biasa…menjanjikan semua warga sekolah benar-benar sehat.

Juli 2022 - Sekarang, Rehab ruang belajar 3 lokal sedang digarap, dengan rancangan bangunan berlantai. Tak juga tanggung WC yang bergandengan dengan ruang yang di renov, dengan volume luas tiga perempat kelas berdampak ikut dilakukan pengecoran. Hal ini dilakukan untuk pemanfaatan area lantai duanya nanti dalam pengembangan kedepan.

Selain pembangunan infrastruktur yang terus menerus dilakukan, beliau juga sangat memperhatikan sarana penunjang aktivitas anak  dalam hal ini pengadaan notebook sebagai penunjang pengembangan IPTEK. Hal ini beliau lakukan tak lain untuk mempersiapkan siswa agar siap menghadapi revolusi industri yang mungkin terjadi kapan saja. Notebook yang telah disediakan dapat menjadi sarana siswa untuk mengeksplore kompetensi dibidang digitalisasi informasi seperti desain grafis dan pengeditan video yang kemudian dapat diimplementasikan dalam web dan sosial media sekolah.

      Hidup ini perjuangan, akan terasa nikmat dan terkesan manakala kita bisa melakukannya untuk hidup kita. Tak perlu jadi sandaran keberadaan orang tua, tak mesti juga semua langkah ini disandarkan pada pilihan orang tua. Begitu juga karier itu amanat, tak perlu kita berpikir hitungan untuk jadi milik kita, tapi hitunglah waktu untuk bisa menjadi bukti perubahan bersama kita yang bisa dirasakan khalayak. Yakin dan percaya diri, meniti hanya bersama Illahi Rabbi adalah hal yang harus tertanam dihati. Jika semua bisa berafiliasi, mematri dan meniti, janji yang pasti dari illahi akan terbukti…seperti halnya sekelumit perjalanan beliau sahabatku, seperjuanganku yang sekarang menjadi atasanku di SMAN 1 Cikijing.

Tak ada gading yang tak retak, baik deskripsi paparan ataupun sorotan paparan, yang sempurna hanya Alloh SWT.

 

Cikijing, akhir Agustus 2022

Tim kreatif : Penulis IKA KARTIKA, S.Pd (Wakasek humas SMAN 1 Cikijing), Layout : YOGI SETIAWAN F, M.Pd dan HERU KRISDIANTO,S.Pd, Editing : PUZIE SUGIHARTINI DWI RETNO, S.Pd dan ZAHRA SRI RAHAYU.

Tulisan Terkait