TIME AND LOOP

Nama : Ristiana (X MIPA 1)
Hari bersinar terlihat indah,mentari tersenyum menebar seri.Perjalanan hidup gadis 19 dimulai saat ini,menyusuri setiap jalan yang dihiasi bunga dan pohon yang rindang.
Shara Putri
Patrania,gadis desa yang tinggal di kota Jakarta yang besar ini.Hidup tanpa kedua orang tua
membuat dirinya harus mandiri dan mencari biaya hidupnya dengan berjualan permen
kapas.
Dengan paras cantik dan sikapnya yang lemah lembut membuat siapa pun yang berada didekatnya merasa nyaman.Setiap hari,Shara berjualan di depan taman kanak-kanak.
Siapa
sangka dari hasil berjualan permen kapas Shara mampu membiayai kehidupannya sehari-hari meskipun tak begitu cukup tapi jika untuk makan dan membayar kontrakan itu mencukupi.
Suatu hari ketika ia menunggu angkutan umum menuju ke kampus nya ia bertemu dengan
seseorang yang tidak asing.Ayah,itulah kata yang pertama kali terlintas di kepala nya.
“Kenapa wajahnya sama kayak foto yang aku simpan?”Tanya Shara pada dirinya
sendiri.
Lamunan Shara buyar saat klakson angkot mengagetkan dirinya.
“Neng mau naik angkot?”Tanya sopir angkot tersebut.
“I-iya pak maaf tadi saya ngelamun”
Shara langsung menaiki angkot tersebut dan selama perjalanan ia terus mencari jawaban
sebenarnya siapa laki-laki itu.
Sampai di depan kampus nya.Shara kuliah di Universitas Negeri Jakarta lewat jalur beasiswa
karena memang ia termasuk dalam 10 siswa berprestasi tingkat nasional.
Shara mengambil
fakultas matematika dan IPA,karena cita-cita Shara adalah menjadi seorang dokter yang
mampu membantu banyak orang.
Lagi dan lagi laki-laki yang ia lihat tadi berada
didekatnya.Bersama dengan seorang anak perempuan yang seumuran dengannya.Anak
perempuan itu adalah Lea Ayyara,teman Shara yang dikenal suka membully orang lain
termasuk Shara.
Melihat kehadiran Shara,Lea pun menghampirinya sambil berkacak pinggang
seolah ia adalah nyonya besar.
“Ehh anak broken home kuliah disini juga ternyata.”UcapLea sambil tersenyum remeh kearah Shara.
Melihat perlakuan Lea,Bima langsung mengahmpiri keduanya.Ya,laki-laki itu bernama Bima
Bagaskara.
“Lea,ada apa sayang?”Tanya Bima
“Ohh ini loh pah ada anak gak tahu diri disini,udah tahu dia miskin masa pengen kuliah disini
terus ambil fakultas math sama IPA”Jawab Lea.
Bima menatap ke arah Shara,sepertinya ia mengenali gadis ini.Ah,rasanya tidak mungkin ia
tahu siapa Shara.
“Oh,biarin aja sayang orang miskin kayak dia itu gak akan pernah berhasil jadi orang sukses”
Deg,sudah cukup rasa sakit yang Shara rasakan sekarang.Shara langsung pergi dan
meninggalkan dua orang yang telah membuat hari nya gelap seolah mentari tak mau tersenyum padanya.
***
Kelas hari ini telah selesai,Shara langsung keluar dari area kampus dan menuju ke halte.Saat ini gerimis,dingin,angin yang berhembus menusuk ke dalam pori-pori kulitnya yang putih mulus.
“Aduh,,kok gak ada kendaraanumum yang lewat yah”
Hari mulai gelap,terpaksa Shara harus pulang dengan jalan kaki.Menyusuri jalanan yang basah karena tertimpa air hujan.Jarak dari kontrakan ke kampus itu tidak cukup jauh,hanya sekitar 25 menit jika ditempuh dengan jalan kaki.
Sampai di rumah,ia langsung mandi dan bergegas menyiapkan bahan bahan untuk jualan
besok.Kebetulan ia tidak ada kelas pada hari kamis dan jum’at jadi ia bisa berjualan sampai
sore.
“Pendapatan hari ini sekitar 150 ribu, Alhamdulillah makasih ya Allah”
Setiap harinya Shara selalu menyisihkan sebagian uang yang ia dapatkan untuk ditabung.Meski hanya Rp2.000,-tapi sekecil apapun itu jika dilakukan terus menerus akan menjadi banyak.
“Beras tinggal satu kali masak lagi,telur tinggal satu,ke warung dulu deh”Gumam Shara
Ia pun pergi ke warung di dekat rumahnya.Membeli beras dan keperluan lainnya.Hari memang
sudah malam,tapi bukan berarti ia harus bersantai.
“Bu,beli beras sama telur ya”Pinta Shara pada ibu pemilik warung.
“Iya neng,sebentar ya ibu ambilin”
“Iya bu”Ucap Shara
“Ini neng beras sama telur nya”Ucap pemilik warung sambil menyerahkan 3kg beras dan ½kg
telur itu pada Shara.
“Berapa bu?”Tanya Shara
“43 ribu neng”Jawabnya
Shara menyerahkan selembar uang berwarna biru,dan mengambil kembaliannya kemudian ia
pun pulang.
Pukul 22.15,mata Shara belum juga merasakan kantuk.Ia masih terpikir dengan ucapan Bima
saat di kampus tadi.
“Perlahan tapi pasti,usaha yang kita lakukan itu tidak akan pernah memberikan hasil yang
mengecewakan.Semangat Shara!!”
Shara menyemangati dirinya sendiri,tanpa dukungan orang tua atau siapapun
disekitarnya.
Shara bukan anak yang harus mengikuti semua trend saat ini.Tapi yang ia selalu
ingat adalah ketika ia merasa putus asa tapi ia tidak punya siapapun sebagai
penahan.Alhasil,ia sendiri yang merasakan dan bukan orang lain.
“Suatu saat, Insyaallah”
***
Pukul 02.55 pagi,Shara terbangun dan bergegas pergi ke kamar mandi untuk mengambil air
wudhu.Kebiasaan Shara yang sudah tertanam sejak ia masih berusia 7 tahun yaitu tak pernah meninggalkan shalat tahajud kecuali jika ia sedang datang bulan.
Selesai shalat,ia tak tidur lagi melainkan membaca ayat suci Al-Qur’an sambil menunggu adzan subuh berkumandang.Lantunan ayat demi ayat terdengar merdu dan menyejukkan hati.Tak
lama kemudian adzan subuh berkumandang,Shara langsung menunaikan shalat subuh dan
berdo’a kepada pemilik alam semesta ini.
“Ya Allah,jadikan rasa lelahku sebagai ibadah pada Mu,jadikan aku orang yang sabar dan
tabah dalam menghadapi setiap cobaan yang Kau berikan,Aamiin...”
Selesai shalat ia langsung menyiapkan segala keperluan untuk berjualan hari ini.Kebetulan ini
adalah hari Kamis dan anak-anak TK pukul 09.00 itu sedang jam istirahat jadi kesempatan
Shara berjualan disana sangat besar.
Sampai di sana,Shara langsung mendapat pelanggan.
Anak-anak lebih tertarik membeli permen kapas Shara karena memang sikap Shara yang sangat lemah lembut.
“Kakak aku pengen yang rasa tobeli dong”Ucap salah satu anak TK
“stroberi sayang...”Ucap mama nya
“Iya mah,itulah pokoknya”
Melihat tingkah anak kecil tersebut membuat ia ingat masa lalunya,tanpa seorang
ibu.
Sedih,itulah yang saat ini tengah ia rasakan.Hidup dalam kesendirian membuat Shara
seolah tumbang.
“Ini dek,hati hati ya bawa nya”Ucap Shara sambil memberikan permen kapas pada anak itu.
“Makasih kakak baik,ini uang nya ya...”Jawabnya sambil memberikan selembar uang Rp5.000,-
Melihat anak kecil itu sambil memakan permen kapas buatannya dengan perasaan senang
adalah hal bahagia yang membuat perasaannya membaik.
“Andai itu aku...”
***
Beberapa bulan berlalu,kabar kurang mengenakkan datang dari Lea Ayyara.Pasalnya ia adalah anak seorang Bima Bagaskara,pemilik perusahaan besar di kota Jakarta.
Namun nasib buruk
menimpa keluarganya,perusahaan milik ayah nya itu gulung tikar dan membuat Lea menjadi
anak yang harus terbiasa dengan yang namanya kesederhanaan.
Lea terlihat terpuruk,gengsi dan cemas.Ia memang anak yang suka memamerkan semua
kekayaan milik orangtuanya.Tapi sekarang apa yang harus ia pamerkan jika orang tuanya saha gulung tikar.
Bulan ini,tepatnya tanggal 25Agustus 2021 Shara akan mengikuti wisuda.Ia sudah lulus kuliah dan usahanya juga sudah mulai berkembang.
Shara membuka sebuah toko permen dan toko buku.Usahanya kian berkembang saat beberapa tulisannya diadaptasi menjadi sebuah film layar lebar oleh beberapa produser terkenal.
Selain hobi membaca,Shara juga suka menulis novel tentang romantika ataupun
komedi.Membuat pembacanya senang dengan ceritanya yang ‘Happy Ending’.
Suatu hari ia kembali bertemu dengan Lea,Bima dan istrinya.Terlihat sekali raut wajah mereka
yang tertekan,tapi mereka tetap tidak jauh dari kata sombong.
Saat ini Shara berada di rumah sakit jantung.Bukan ingin berobat tapi ia ada urusan disini.
“Lihat tuh pah,anak penyakitan mau berobat disini.”Ucap Lea sambil menunjuk ke arah Shara.
Bima dan istrinya pun menoleh dan menghampiri Shara yang berpakaian sangat formal.
“Ngapain kamu disini?”Tanya Bima
Seolah mereka tahu apa yang akan dilakukan Shara di tempat seperti ini.
“Sa-saya—“Belum sempat ia melanjutkan ucapannya,tiba tiba ia dipanggil seseorang dari lobi.
“Inget kan kalimat yang pernah saya ucapkan?”
“Anak orang miskin kayak kamu itu gak akan pernah bisa sukses!”
“Buktinya sekarang kamu disini hanya sebagai pasien,dan anak saya kerja disini sebagai asisten dokter.”
Ucapan Bima yang tak Shara gubris sedikitpun.Hatinya seolah tertawa dengan kalimat demi
kalimat yang terlontar dari mulut yang seperti tong kosong itu.
Saat berada di dalam rumah sakit,mereka bertiga menunggu di sebuah ruangan yang
bertuliskan ‘Ruangan Khusus Karyawan’.
“Lea Ayyara?”Panggil salah seorang pegawai.
“Saya pak”Jawab Lea sambil tersenyum ke arah pegawai tersebut.
“Baiklah,berdasarkan data mengenai riwayat hidup dan status pendidikan terakhir anda
dinyatakan diterima bekerja di rumah sakit ini.” Jelas pegawai rumah sakit tersebut.
“Saya dibidang apa pak?”Tanya Lea
“Sebagai asisten dokter Shara”Jawabnya
Seketika tersirat dipikiran Bima,Shara?Shara siapa yang pegawai itu maksud?
“Maaf pak,dokter Shara nama panjangnya siapa?”Tanya Bima penasaran
“Shara Putri Patrania”
Jawaban pegawai rumah sakit itu membuat keadaan menjadi membeku.Tak ada suara yang
keluar dari ketiganya.Hanya suara jarum jam yang terus berputar.
***
Selesai dari sana,ketiganya keluar.Terlihat seorang perempuan dengan pakaian yang ia lihat saat datang ke tempat ini.
Perempuan itu Shara,dokter spesialis ahli organ dalam.Rasa kaget selalu menghantui
ketiganya.Pasalnya mereka pernah merendahkan Shara dan akhirnya mereka juga yang lebih
rendah dari Shara.
“Lo ngapain disini?”Tanya Lea pada Shara yang sedang duduk dikursi depan rumah sakit.
“Jika disini tempat saya mengabdi,kenapa saya harus pergi?”
Ucapan Shara membuat semuanya diam,lagi dan lagi.
“Gak mungkin,lo itu jangan halu jadi orang”
“Rendahan kayak lo itu gak pantes disini!”
Lea tak pernah berubah dari sikapnya,selalu ingin menang sendiri dan tak mau kalah dari orang lain.Egois.
“Tidak ada batasan untuk siapapun jika dia mampu mengusahakannya.Saya memang hanya
orang miskin yang selalu dipandang rendah orang lain,tapi bukan berarti saya hanya bisa
menjadi pecundang.Ketika anda dan keluarga anda merendahkan saya,disitulah rasa semangat saya muncul untuk membuktikan.”
“Ingat,dunia ini berputar.Rendahan tak selamanya berada dibawah,dan atasan seperti
keluarga anda tak selamanya berada dalam kejayaan.”
Ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut Shara membuat ketiganya malu.Sangat.
Mereka merendahkan Shara,si anak yang suka bekerja keras demi mencapai keinginannya.Satu hal yang mereka sesali.
“Nona Shara maaf jika saya telat menjemput anda nona”Ucap seseorang yang mengendarai
sebuah mobil mewah berlogo kuda jingkrak itu.
“Tidak apa,saya juga tidak sedang buru-buru”Jawab Shara sambil memasuki mobil tersebut.
Lea serta orangtuanya hanya ternganga dengan semua pencapaian Shara selama ini.Ternyata
ucapan Shara benar,orang yang sukses itu bukan dilihat dari kekayaan tapi dari cara ia mengusahakannya.