“KUMPULAN PUISI BAGIAN 5”

admin  | 03 Ags 2022  | 424 views  |

Oleh : Ika Kartika, S.Pd.

(Guru B. Indonesia SMAN 1 Cikijing Majalengka)

 

“PALESTINA, OH PALESTINA....”

Darah mujahid kembali mengalir

menganak sungai dalam satu malam

puing reruntuhan bertebaran

diantara gema takbir mujahid selamat

ini bukan yang pertama

bisa jadi bukan yang terakhir

innalilallahi wainnaillaihi roojiun

ada yang tak tersambung

diantara keyakinan menapak

ada yang ego diantara kekuasaan

nyawapun jadi pertaruhan kedzoliman

hasbunalloh wani'mal wakil

 

“HANYA KUASAMU”

samudra tak sedang tenang

angin kencang merobek layar

gelombang dahsyat

menggonjang-ganjing biduk

semua awak bergerak

melantunkan syair dan dzikir

ketika desingan rudal

terbang dari israel

disela-sela virus covid bergentayangan

nanggala 404 tak terselamatkan

banjirpun menyapa jakarta

ketika surut covid malah tertawa

beberapa tetangga kena gempa

ulama besar pembuat hati nyaman

kau panggil dalam lumuran covid

innalillahi wainnailaihi roojiun

astagfirulloh al'adzim

lahaolawala quwataillah billah

ini semua takdirmu

redakan gelombang samudra

ademkan biduk, walau layar robek

lajukan mengarungi samudra

tanpa oleng angin mengganas

ampuni kholifah dari khilaf

biar sempat merajut layar robek

membingkai hidup nyaman

berbangsa dan bernegar

 

SENJA DI PANGANDARAN,

semakin meredup

jinggapun memasung langit

riak laut tenang berwarna

menggiring perahu dari tengah laut

menepi menggulung sauh

sepanjang bibir pantai

lapat-lapat merdu adan terhempas

tertiup angin menembus samudra

bersama jingga senja

seorang kakek berjalan

gontai memikul jaring

menjauh bibir pantai

mengibas titik air pakai cetok

diantara pemukiman yang mulai sunyi

jingga yang ditunggu

sepertinya kelabu

tak seperti penantian

orang bertandang bersengaja

berharap senja diantara riak ombak

 

PERJANJIAN SAKRAL,

matraku adalah sahadat

mutlak tak bisa ditawar

setelah itu kita bertemu mantra-mantra

banyak, tapi terabaikan

terucap jauh dari hati

jadilah nyanyian merdu

terdengar orang begitu syahdu

mantra tak berdaya

enggan jadi rujukan sang kholik

jadilah tipu muslihat, yang diminati

sebab kebodoan melafadkannya

adalah ibadah

aku telisik dari yang banyak

aku bertemu satu mantra

seperti halnya, seiman temukan

adakah itu rujukan?

aku tak tahu

tapi aku nyaman bersamanya

aku tergoncang dari perjanjian

dari jawaban mantra itu

 

JEJAK-JEJAK CINTA,

aku simpan rapat

mulutpun sampai tak tahu

ketika aku berdo'a

memohon cintaku abadi

ketika banjir dan longsor menguji

ketika covid begitu nyaman di negeri

begitu juga karamnya nanggala

seakan mengusik jejak

mengalihkan keyakinan cinta

tidak !

ikatan ini tak kan jadi rapuh

jejak itu akan terus terukir

walau raga terkulai

hati ini tetap tegar

seraya terangkat sebatas dada

kepadaMu aku berlindung

sebab kokohnya cintaku

sebatas anugrahMu

Tulisan Terkait