“KUMPULAN PUISI BAGIAN 5”

Oleh : Ika Kartika, S.Pd.
(Guru B. Indonesia SMAN 1 Cikijing Majalengka)
“PALESTINA, OH PALESTINA....”
Darah mujahid kembali mengalir
menganak sungai dalam satu malam
puing reruntuhan bertebaran
diantara gema takbir mujahid selamat
ini bukan yang pertama
bisa jadi bukan yang terakhir
innalilallahi wainnaillaihi roojiun
ada yang tak tersambung
diantara keyakinan menapak
ada yang ego diantara kekuasaan
nyawapun jadi pertaruhan kedzoliman
hasbunalloh wani'mal wakil
“HANYA KUASAMU”
samudra tak sedang tenang
angin kencang merobek layar
gelombang dahsyat
menggonjang-ganjing biduk
semua awak bergerak
melantunkan syair dan dzikir
ketika desingan rudal
terbang dari israel
disela-sela virus covid bergentayangan
nanggala 404 tak terselamatkan
banjirpun menyapa jakarta
ketika surut covid malah tertawa
beberapa tetangga kena gempa
ulama besar pembuat hati nyaman
kau panggil dalam lumuran covid
innalillahi wainnailaihi roojiun
astagfirulloh al'adzim
lahaolawala quwataillah billah
ini semua takdirmu
redakan gelombang samudra
ademkan biduk, walau layar robek
lajukan mengarungi samudra
tanpa oleng angin mengganas
ampuni kholifah dari khilaf
biar sempat merajut layar robek
membingkai hidup nyaman
berbangsa dan bernegar
SENJA DI PANGANDARAN,
semakin meredup
jinggapun memasung langit
riak laut tenang berwarna
menggiring perahu dari tengah laut
menepi menggulung sauh
sepanjang bibir pantai
lapat-lapat merdu adan terhempas
tertiup angin menembus samudra
bersama jingga senja
seorang kakek berjalan
gontai memikul jaring
menjauh bibir pantai
mengibas titik air pakai cetok
diantara pemukiman yang mulai sunyi
jingga yang ditunggu
sepertinya kelabu
tak seperti penantian
orang bertandang bersengaja
berharap senja diantara riak ombak
PERJANJIAN SAKRAL,
matraku adalah sahadat
mutlak tak bisa ditawar
setelah itu kita bertemu mantra-mantra
banyak, tapi terabaikan
terucap jauh dari hati
jadilah nyanyian merdu
terdengar orang begitu syahdu
mantra tak berdaya
enggan jadi rujukan sang kholik
jadilah tipu muslihat, yang diminati
sebab kebodoan melafadkannya
adalah ibadah
aku telisik dari yang banyak
aku bertemu satu mantra
seperti halnya, seiman temukan
adakah itu rujukan?
aku tak tahu
tapi aku nyaman bersamanya
aku tergoncang dari perjanjian
dari jawaban mantra itu
JEJAK-JEJAK CINTA,
aku simpan rapat
mulutpun sampai tak tahu
ketika aku berdo'a
memohon cintaku abadi
ketika banjir dan longsor menguji
ketika covid begitu nyaman di negeri
begitu juga karamnya nanggala
seakan mengusik jejak
mengalihkan keyakinan cinta
tidak !
ikatan ini tak kan jadi rapuh
jejak itu akan terus terukir
walau raga terkulai
hati ini tetap tegar
seraya terangkat sebatas dada
kepadaMu aku berlindung
sebab kokohnya cintaku
sebatas anugrahMu