HARI PERLOMBAAN DI SEKOLAHKU

admin  | 19 Ags 2022  | 403 views  |

PENULIS : ZAHRA SRI RAHAYU (X MIPA 2)

Hari ini tanggal 19 Agustus 2022, sekolah ku mengadakan acara perlombaan spesial hari kemerdekaan. Sebenarnya ini adalah hari kedua acara, kemarin waktunya tidak cukup, jadi dilanjutkan hari ini. 

Hampir semua murid bahkan para guru pun ikut serta dalam kegiatan perlombaan. Kecuali aku. Rasanya sangat malas untuk banyak bergerak ketika sedang datang bulan. Kalian para wanita pasti merasakan hal yang sama. Mungkin. 

Banyak perlombaan yang diadakan seperti tarik tambang, balap karung, pukul kendi, kelereng, menggiring bola dengan botol, memindahkan belut, memasukkan paku ke dalam botol, dan banyak lagi. Hari ini mereka semua melaksanakan lomba estafet sarung, voli mini, futsal menggunakan pakaian daster, dan berebut kursi. Karena perlombaan yang lain sudah dilakukan di hari sebelumnya. 

Aku tidak mengikuti lomba apapun. Alasannya sangat sederhana, aku malas. Yah, sebenarnya bukan itu saja, aku tipe orang yang tidak bisa melakukan sesuatu jika harus dilihat banyak orang. Apalagi orang yang tidak ku kenal. Namun malas adalah alasan terbesarnya. 

Aku memang tidak mengikuti lomba apapun, namun ada kegiatan yang ku lakukan hari ini. Aku terpilih menjadi tim jurnalis sekolah. Dan tugas pertama kami adalah meliput berita tentang kegiatan hari ini. 

Sebelum kegiatan lomba dimulai, pembina tim jurnalis kami yaitu Pak Yogi meminta kami untuk berkumpul. Akan diadakan briefing agar kegiatan berjalan lancar dan terkendali. Aku memasuki ruangan tempat berkumpul dan berkenalan dengan anggota tim jurnalis yang lain. 

Tugas pertama dan menurutku merupakan tugas paling sulit. Ini lah sulitnya menjadi diriku, si anak anti kamera. Anggota jurnalis sekolah ada 11 orang (untuk saat ini, kami masih menerima orang baru yang ingin bergabung dengan tim jurnalis sekolah). Terbagi menjadi 3 tim yaitu tim interview kepala sekolah, tim interview panitia pelaksana, dan tim interview peserta lomba. Dan aku masuk kedalam tim interview panitia pelaksana. 

Awalnya aku bingung, sebagai anak anti kamera namun tugas pertamanya adalah membuat video liputan. Sulit dan mustahil bisa selesai. Itu yang paling pertama muncul di pikiranku. 

Namun aku ingat bahwa dalam membuat video harus ada juru kamera. Kalau begitu aku menjadi juru kamera saja. Toh kamera hp ku tidak terlalu jelek.

"Karena anggota kita ada 4 orang, setiap orang harus membuat pertanyaan" ucap Augina, teman satu tim ku

"Oke, kalau begitu aku yang jadi juru kamera" jawabku 

"Sekarang kita bergabung ke kelas kita masing-masing, nanti saat hendak dilakukan pembuatan video kita berkumpul kembali" 

Kami pun berpencar dan kembali ke kelas kita masing-masing. Tak lupa aku juga menyiapkan satu pertanyaan. Pertanyaan yang ku buat ku kirim ke Augina  karena dia yang akan menjadi reporternya. 

Aku melihat perlombaan estafet sarung, berteriak memberi dukungan untuk kelasku saat mereka memainkan lomba. Menjadi penonton saja sangat seru, apalagi kalau mengikuti kegiatan lomba. Namun rasa malas ku menang, aku tidak mengikuti lomba apapun dan hanya menjadi penonton saja. 

Beberapa menit berlalu dan Augina mengirimiku pesan mengajak untuk berkumpul. Aku pun pergi menghampiri mereka dan berdiskusi bersama tentang dimana kami akan membuat video pembukaan dan siapa yang akan kami wawancarai. 

Augina mengusulkan untuk membuat video pembukaan di depan sekolah, tempat itu tidak seberisik di lapang dan cocok untuk mengambil video di sana. Tempatnya juga tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa orang saja. 

Augina dan Moza, teman se-tim ku yang lain menghafalkan dialog pembukaan untuk digunakan sebagai kalimat pembukaan. Aku hanya diam menunggu mereka karena aku hanya memvideokan. 

Oh iya, pengambilan video menggunakan hp Moza. Bukan dengan hp ku. Rasanya aku hanya seperti menumpang nama saja di tim jurnalis ini. 

Tak lama video pertama kami ambil, ada sedikit kesalahan dan kami harus mengulangnya. Ralat, mereka harus mengulangnya. Cukup banyak video yang kami ambil. 

Menjadi juru kamera tak semudah yang kupikirkan. Selain berdiam diri di tempat yang panas agar ada pencahayaan, aku juga tidak boleh banyak bergerak, agar hasil video tetap stabil. 

Setelah cukup lama kami mengambil video, sudah saatnya untuk mewawancarai narasumber kami. Panitia yang kami wawancarai adalah Ibu Puzie. Seorang guru BK dan baru bergabung menjadi keluarga besar SMANCI sekitar 3 tahun yang lalu.  

Pengambilan video diambil di depan taman sekolah, menjadi background yang bagus. Cuaca panas dan kami harus panas-panasan demi mendapat hasil yang memuaskan. 

Ada lima pertanyaan yang diajukan kepada Ibu Puzie. Pengambilan video untuk kali ini tidak banyak yang diulang. Karena pembuatan video diambil di depan taman, kami menjadi pusat perhatian. Semua orang memperhatikan kami dan mungkin dalam pikiran mereka terdapat pertanyaan "Mereka sedang apa?", "Apa yang mereka lakukan?", "Kenapa mereka mengobrol dengan Bu Puzie dan divideokan?". Mungkin. 

Semua berjalan lancar hingga akhirnya semua selesai. Kami berterimakasih dan berpamitan dengan Bu Puzie. 

"Aku saja yang akan mengedit videonya" ucap Augina

Kami berpisah dan kembali ke kelas masing-masing, tim pertama yang mengumpulkan tugas meliput adalah tim interview kepala sekolah. Mereka adalah Sri Asih, Wulan, Ristiana, dan Ilma.

Tugas tim kami belum dikumpulkan karena proses editing belum selesai. Bukan hanya membuat video, kami juga harus membuat kesimpulan dari hasil wawancara yang kami lakukan. Kami pun berkumpul kembali dan berdiskusi tentang bagaimana kesimpulan yang akan kami buat. 

Proses membuat kesimpulan tidak terlalu lama, setelah selesai kami, mengumpulkan tugas meliput kami. Memang video liputan yang kami buat tidak terlalu bagus, namun kami sudah berusaha sebaik yang kami bisa. Toh ini masih awal, kami akan membuat sesuatu yang lebih baik lagi kedepannya. 

Setelah semua tugas meliput berita selesai, aku kembali ke kelas dan bercengkrama dengan teman kelas yang lain. Kami berkumpul di depan kelas, sebagian berada di dalam kelas. 

Kelas ku mengarah ke parkiran namun tidak langsung berhadapan. Berjarak karena sebuah lahan kosong penuh rumput. 

Terlihat banyak siswa/siswi yang menaiki motor. Beberapa bahkan mengendarai dan menuju gerbang sekolah. Waktu masih menunjukkan pukul 2:30 PM, masih satu jam menuju waktu pulang. Ku kira khusus untuk hari ini kami bisa pulang lebih cepat. Namun ternyata tidak. 

Akhirnya aku menunggu dengan berbincang-bincang bersama teman kelasku. Waktu tak terasa dan akhirnya suara adzan terdengar. Kulihat ponsel dan waktu sudah menunjukkan pukul 3:15 PM, waktunya pulang namun ternyata gerbang sekolah belum dibuka. 

Akhirnya aku menunggu lagi hingga pukul 3:28 PM dan gerbang pun dibuka. Dengan antusias aku berjalan menuju tempat dimana motorku disimpan. Aku mengeluarkan kunci motor, memasukkannya pada lubang kunci dan memutarnya hingga on, menyalakan motor ku lalu pergi dari sekolah menuju rumah.

Tulisan Terkait