
Sosiologi- BAB 1 Fungsi Sosiologi dalam mengenali Gejala Sosial di Masyarakat
A. Hakikat Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial
1. Hakikat Manusis sebagai Makhluk Individu
Kata “individu” mempunyai makna yang berbeda dengan individualism dan individualis. Individualism adalah paham yang mementingkan hak perseorangan disamping kepentingan masyarakat atau negara. Individualis adalah sikap yang mementingkan diri sendiri.
Sebagai makhluk individu manusia memiliki kepribadian yang unik. Dia memiliki penampilan fisik, kemampuan, kebutuhan, perasaan dan sikap yang berbeda dengan sesamanya. Kata “individu” dalam konsep manusia menunjukan bahwa manusia adalah makhluk yang otonom. Sebagai makhluk yang otonom, manusia memiliki kebebasan dalam menentukan pilihannya dan bertanggungjawab atas pilihannya tersebut. Manusia sebagai makhluk Allah yang diberikan kebebasan untuk menentukan jalan hidupnya dengan sendirinya dan harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya di dunia. Allah menetapkan Iblis untuk masuk ke Neraka karena dirinya telah membangkang perintah Allah swt dan memastikan malaikat ke Surga karena ketaatannya terhadap Allah. Sedangkan manusia diberikan pilihan menentukan kehidupan di Akhirat semasa di dunia untuk memilih Surgan dengan taqwa dan memilih neraka dengan kekafiran.
Manusia juga bersifat unik antara satu sama lain memiliki perbedaan dari sudut pandang fisik dan kepribadian. Antara satu sama lain memiliki perbedaan.
2. Hakikat Manusia sebagai Makhluk Sosial
Menurut Aristoteles, manusia pada kodratnya adalah makhluk sosial. Dia tidak akan memperoleh keutamaan dan tidak akan menjadi baik jika tidak mempunyai teman dan terasing dari masyarakatnya. Demikian halnya bahwa sesungguhnya manusia tidak akan dapat hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia membutuhkan orang lain. Misalnya dalam satu aspek saja dari pembuatan makanan pokok kita yakni nasi terdapat beberapa orang yang terlibat seperti : petani, tukang penggiling padi, pedagang, dapur, dan distribusi hingga sampai ke kita untuk memakannya.
B. Sosiologi sebagai Ilmu
1. Pengelompokan Ilmu Pengetahuan
- Pengelompokan berdasarkan objek kajiannya
- Ilmu pengetahuan alam (natural sciences) Ilmu pengetahuan alam (natural sciences) merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam, baik hayati maupun nonhayati. Yang termasuk dalam ilmu ini adalah biologi, fisika, kimia, dan lain-lain.
- Ilmu pengetahuan sosial (social sciences) Ilmu pengetahuan sosial (social sciences) adalah ilmu yang mengkaji kehidupan bersama manusia dengan sesamanya seperti, antropologi, sosiologi, ekonomi, dan lain-lain.
- Ilmu pengetahuan budaya (humanistics study) Ilmu pengetahuan budaya merupakan ilmu yang mempelajari manifestasi atau perwujudan spiritual dari kehidupan bersama manusia.
- Ilmu pengatahuan yang didasarkan pada tujuan pengkajiannya.
- Ilmu murni (pure sciences)
Ilmu murni (pure science) merupakan suatu ilmu yang bertujuan mendalami teori untuk memajukan atau memperkaya khazanah ilmu tersebut. Contoh, seseorang ingin menguji kebenaran teori konflik yang dikemukakan oleh Ralp Dahrendorf. Menurutnya (sebagaimana dikutip George Ritzer: 2003), setiap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat akan menimbulkan pertentangan yang mengakibatkan terganggunya keseimbangan masyarakat. Berdasarkan teori itulah seseorang melakukan sejumlah penelitian untuk membuktikan kebenaran teori tersebut. Hasil dari penelitian itu akan menghasilkan suatu ilmu yang termasuk ilmu murni atau pure science.
4. Ilmu terapan (applied sciences)
Ilmu terapan (applied science) merupakan ilmu pengetahuan yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah praktis, sehingga dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat. Misalnya, akhir-akhir ini di Indonesia disibukkan dengan bencana gempa dan gelombang tsunami yang melanda di sebagian besar wilayahnya. Mulai Aceh, Lampung, Ciamis, Cilacap, Bantul, Singaraja, bahkan Minahasa. Akibatnya, ketenangan masyarakat menjadi terganggu, rasa ketakutan menyelimuti hampir seluruh warga pesisir pantai. Oleh karena itulah para geolog, ahli demografi, dan pengamat gempa bekerja sama mencari penyebab-penyebab terjadinya gempa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut berbagai saran dan solusi disebarluaskan kepada masyarakat luas sebagai upaya antisipasi dan diajukan kepada pemerintah supaya masalah tersebut ditindaklanjuti.
2. Metode Penelitian Sosiologi
Sosiologi merupakan suatu ilmu pengetahuan. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa ilmu adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran (logika). Sosiologi telah memenuhi syarat-syarat ilmu tersebut. Oleh karena itu, sosiologi dapat disebut sebagai ilmu. Sebagai ilmu, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri di mana objeknya adalah masyarakat.
Menurut Harry M. Johnson dalam bukunya Sosiology: A Systemic Introduction (1967), setiap ilmu mempunyai karakteristik yang khas. Begitu juga sosiologi, karakteristik keilmuan sosiologi sebagai berikut :
- Sosiologi bersifat empiris, artinya sosiologi itu mendasarkan diri pada observasi dan penalaran, bukan atas dasar wahyu atau hasil spekulasi.
- Sosiologi bersifat teoretis, artinya sosiologi berusaha memberi ikhtisar (summary) yang menunjukkan hubungan pernyataan atau proporsi-proporsi secara logis.
- Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori-teori sosiologi dibangun atas dasar teori yang sudah ada. Teori-teori baru yang lebih besar dan luas, pada dasarnya merupakan penyempurnaan teori-teori yang sudah ada.
- Sosiologi bukan etika, artinya sosiologi bukan ajaran tentang tata susila. Para sosiolog tidak membicarakan apakah suatu tingkah laku sosial itu baik atau buruk.
Sifat hakikat sosiologi sebagai berikut.
- Sosiologi merupakan ilmu sosial bukan merupakan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu pengetahuan humanistik.
- Sosiologi bersifat kategoris dan bukan normatif, artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini dan bukan mengenai apa yang terjadi atau seharusnya.
- Sosiologi merupakan ilmu murni dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan.
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan ilmu pengetahuan yang konkret. Artinya, bahwa yang diperhatikan adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat, tetapi bukan wujudnya yang konkret.
- Sosiologi bertujuan untuk mendapatkan pola-pola umum interaksi.
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional.
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya, sosiologi mempelajari gejala umum yang ada pada setiap interaksi antarmanusia.
Tugas seorang sosiolog adalah mengungkap atau menerangkan tindakan sosial sebagai fakta sosial. Selain itu, apabila dilihat dari sifat hakikatnya, sosiologi mempunyai beberapa karakteristik. Di mana karakteristik-karakteristik tersebut mampu menentukan ilmu pengetahuan macam apakah sosiologi tersebut. Sosiologi mengenal dua macam metode ilmiah.
- Metode kualitatif. Metode ini dipakai apabila subjek penelitian tidak dapat diukur
- Metode kuantitatif. Mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka atau gejala-gejala yang diukur dengan skala, indeks, table, atau uji statistik.
3. Konsep Dasar Sosiologi
1. Pengertian Sosiologi
Istilah Sosiologi menurut Auguste Comte berasal dari bahasa Yunani (latin). Sosiologi berasal dari kata socius yang artinya kawan atau teman atau sesama dan logos berarti ilmu atau cerita. Jadi menurut arti katanya sosiologi berarti cerita tentang teman atau kawan (masyarakat). Sebagai ilmu, sosiologi merupakan sebuah pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain. Berikut ini beberapa definisi tentang sosiologi.
1. Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antarmanusia dalam kelompok-kelompok.
2. Pitirim A. Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala agama, gejala keluarga, dan gejala moral).
3. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkoff
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
4. J. A. A. Von Dorn dan C. J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
5. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
6. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
7. Hassan Shadily
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalammasyarakat, menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuknya hidup bersama serta perubahannya, perserikatan hidup, kepercayaan, dan keyakinan.
8. Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan kajian pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.
9. Soerjono Soekanto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
2. Objek Kajian Sosiologi
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat. Kata masyarakat berasal dari akar kata Arab musyarak, artinya bersama-sama. Istilah masyarakat dalam Bahasa Inggris adalah society. Kata society berasal dari Bahasa Latin socius, yang berarti kawan. Selo Soemardjan mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. J. L Gillin dan J. P Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar. Mereka mempunyai kebisaaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Sementara itu, menurut Ralf Linton, masyarakat merupakan suatu kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama dalam waktu yang cukup lama.
Dalam mempelajari masyarakat sebagai objek kajian, sosiologi memfokuskan studinya pada hal-hal berikut.
- Hubungan timbal-balik antara manusia satu dan manusia lainnya
- Hubungan antara individu dan kelompok
- Hubungan antara kelompok yang satu dan kelompok lainnya
- Proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut dalam masyarakat
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam istilah masyarakat. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut.
- Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relative lam Di dalamnya, manusia saling mengerti, merasa, dan mempunyai harapan-harapan sebagai akibat dari hidup bersama itu.
- Memiliki system komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia dalam masyarakat
- Manusia yang hidup bersama merupakan suatu kesatuan
- Manusia yang hidup bersama merupakan suatu system hidup bersama, yang menimbulkan kebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya.
Sosiologi secara umum berfokus pada studi tentang perilaku manusia dalam masyarakat. Namun demikian, para sosiolog umumnya memiliki pendekatan yang berbeda-beda dalam melihat objek sosiologi. Ada sosiolog yang mungkin lebih tertarik untuk mengupas tentang perilaku menyimpang pada manusia (sosiologi criminal), ada juga yang mungkin lebih tertarik mengupas tentang aspek politik dari kehidupan sosial masyarakat (sosiologi politik). Ketertarikan yang berbeda-beda tersebut menumbuhkan berbagai spesialisasi dan subilmu dalam sosiologi.
3. Ciri Ilmu Sosiologi
- Sosiologi bersifat Empiris artinya sosiologi berdasarkan hasil observasi (pengamatan)
- Sosiologi bersifat Teoritis artinya sosiologi selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi menjadi sebuah teori.
- Sosiologi bersifat Kumulatif. Teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori-teori yang sudah ada sebelumnya dalam arti memperbaiki, memperluas dan memperhalus teori-teori lama.
- Sosiologi bersifat Non-Etis. Tidak mempersoalkan baik buruk suatu fakta, tetapi menjelaskan fakta-fakta tersebut secara analitis.
4. Sejarah Perkembangan Sosiologi
Ibnu Khaldun, nama ini begitu mashur dikalangan pemikir dan Ilmuwan Barat. Ia adalah pemikir dan Ilmuwan Muslim yang pemikiranya dianggap murni dan baru pada zamannya. Tak heran ide-idenya tentang masyarakat Arab seperti yang tertuang dalam buku fenomenalnya “muqaddimah” dianggap sebagai bibit dari kelahiran Ilmu Sosiologi. Penelitiannya tentang sejarah dengan menggunakan metode yang berbeda dari penelitian Ilmuwan pada saat itu juga disebut sebagai bibit dari kemunculan Filsafat Sejarah seperti yang ada sekarang. Kehidupannya yang malang melintang di Tunisia (Afrika) dan Andalusia, serta hidup dalam dunia politik tak ayal mendukung pemikirannya tentang Politik serta Sosiologi tajam dan mampu memberikan sumbangsih yang besar pada Ilmu Pengetahuan.
Sebagai pendiri ilmu pengetahuan sosiologi, lbnu Khaldun secara khas membedakan cara memperlakukan sejarah sebagai ilmu serta memberikan alasan-alasan untuk mendukung kejadian-kejadian yang nyata. Pemikiran-pemikirannya yang cemerlang mampu memberikan pengaruh besar bagi cendekiawan-cendekiawan Barat dan Timur, baik Muslim maupun non-Muslim. Seorang kritikus Barat terkemuka mengatakan, Tak ada satu pun dalam perbendaharaan sastra Kristen dari masa Abad Pertengahan yang pantas disejajarkan dengan sejarahnya lbnu Khaldun dan tak satu pun sejarawan Kristen yang menulis sebuah versi dengan begitu gamblang dan tepat mengenai negara Islam.
Hal ini menandakan bahwa Ibnu Khaldun merupakan tokoh yang memiliki pengaruh tidak hanya ditanah Arab namun juga diberbagai belahan dunia. Walaupun karyanya yang klasik atau bahkan tidak dianggap oleh ilmuwan Barat dan Amerika. Namun yang terpenting karya Khaldun sangat penting untuk dipahami untuk menjelaskan perilaku manusia dan masyarakat tidak mulai dari munculnya dunia Barat Modern saja.
a. Perkembangan Sosiologi pada abad XIX
Perkembangan ilmu sosiologi di Prancis berawal dari hasil karya pemikiran Claude Saint Simont, Auguste Comte, dan Emile Durkheim. Saint Simon adalah guru Auguste Comte. Saint Simon adalah pemikir positivis yang mendahului Auguste Comte. Saint Simon menegaskan bahwa studi fenomena sosial harus didasarkan pada teknik ilmiah seperti halnya yang digunakan untuk mempelajari sains. Banyak karya Saint Simon yang dikembangkan oleh Auguste Comte. Auguste Comte lebih mampu mengembangkan karya Saint Simon lebih sitematis.
Auguste Comte adalah orang pertama menggunakan istilah sosiologi. Karena itu, ia disebut sebagai Bapak Sosiologi. Istilah sosiologi diambil dari dua kata, yaitu socius dan logos. Socius berasal dari bahasa Latin yang berarti kawan. Logos berasal dari bahasa Yunani yang berarti kata atau berbicara. Dapat disimpulkan sosiologi berarti ilmu yang membicarakan tentang masyarakat.
Awalnya Auguste Comte menyebut sosiologi dengan fisika sosial. Nama fisika sosial menunjukkan bahwa Auguste Comte mensejajarkan sosiologi dengan hard science. Titik konsentrasi fisika sosial lebih difokuskan untuk mempelajari statiska sosial dan dinamika sosial.
Emile Durkheim dikenal sebagai penganut sitem liberalis. Buku karya Emile Durkheim yang terkenal adalah The Rules of Sociological Method. Emile Durkheim tidak menyukai kekacauan sosial (chaos). Buku karya Emile Durkheim terinspirasi dari adanya kekacauan yang ditimbulkan proses perubahan sosial. Kondisi yang mengakibatkan terjadinya Revolusi Prancis pada saat itu adalah pemogokan buruh, kekacauan kelas sosial, perpecahan Negara dan gereja serta kebangkitan politik antisemitisme. Antisemitisme adalah konflik yang muncul akibat tindakan penganiayaan. Penganiayaan tersebut dilakukan terhadap agama, etnik, dan kelompok ras. Durkheim berpendapat bahwa kekacauan sosial dapat dikurangi melalui reformasi sosial.
b. Perkembangan Sosiologi Abad XX
Perkembangan sosiologi semakin variatif. Apabila tokoh terdahulu dikenal sebagai tokoh teori sosiologi klasik. Memasuki abad XX Anthony Giddens mulai mengembangkan teoti sosiologi kotemporer. Ia menjelaskan bahwa modernisasi akan menghancurkan berbagai pihak yang menentang adanya kondisi tersebut. Fokus teori Anthony Giddens adalah strukturisasi dan agen. Mekanisme modern memilii kekuasaan yang lebih besar jika dibandingkan agen yang menjalankan modernisasi tersebut.
c. Perkembangan Sosiologi pada Saat Ini
Perkembangan ilmu sosiologi secara signifikan terlihat mulai tahun 2000 hingga saat ini. Hal tersebut terbukti dengan adanya kajian ilmu sosiologi industri, sosiologi kesehatan, sosiologi hukum, sosiologi perdesaan, sosiologi perkotaan, sosiologi keluarga, sosiologi pendidikan, sosiologi politik, sosiologi agama, sosiologi militer, patologi sosial, perubahan sosial, dan sosiologi budaya
5. Tokoh dan Teori Sosiologi
1. Auguste Comte (1798 – 1857)
Tokoh sosiologi ini mendapat julukan sebagai bapak Sosiologi. Salah satu sumbangan pemikirannya terhadap sosiologi adalah tentang hukum kemajuan kebudayaan masyarakat yang dibagi menjadi tiga zaman yaitu: pertama, zaman teologis adalah zaman di mana masyarakatnya mempunyai kepercayaan magis, percaya pada roh, jimat serta agama, dunia bergerak menuju alam baka, menuju kepemujaan terhadap nenek moyang, menuju ke sebuah dunia di mana orang mati mengatur orang hidup. Kedua, zaman metafisika yaitu masa masyarakat di mana pemikiran manusia masih terbelenggu oleh konsep filosofis yang abstrak dan universal. Ketiga, zaman positivis yaitu masa di mana segala penjelasan gejala sosial maupun alam dilakukan dengan mengacu pada deskripsi ilmiah (hukumhukum ilmiah). Karena memperkenalkan metode positivis maka Comte dianggap sebagai perintis positivisme. Ciri-ciri metode positivis adalah objek yang dikaji berupa fakta, bermanfaat, dan mengarah pada kepastian serta kecermatan. Sumbangan pemikiran yang juga penting adalah pemikiran tentang agama baru yaitu agama humanitas yang mendasarkan pada kemanusiaan. Menurut Comte, intelektualitas yang dibangun manusia harus berdasarkan pada sebuah moralitas. Bagi Comte, kesejahteraan, kebahagiaan dan kemajuan sosial tergantung pada perkembangan perasaan altruistik serta pelaksanaan tugas meningkatkan kemanusiaan sehingga masyarakat yang tertib, maju, dan modern dapat terwujud. Tetapi agama humanitas ini belum sempat dikhotbahkan oleh Comte sebagai agama baru bagi masyarakat dunia karena pada tahun 1957, Comte meninggal dunia.
2. Karl Marx (1818 – 1883)
Lahir di Jerman pada tahun 1818 dari kalangan keluarga rohaniawan Yahudi. Pada tahun 1814 mengakhiri studinya di Universitas Berlin. Karena pergaulannya dengan orang-orang yang dianggap radikal terpaksa mengurungkan niat untuk menjadi pengajar di Universitas dan menerjunkan diri ke kancah politik. Sumber: Teori Sosiologi Klasik Gambar 1.3 Karl Marx, tokoh Sosiologi Klasik. Sumbangan utama Marx bagi sosiologi terletak pada teorinya mengenai kelas sosial yang tertuang dalam tulisannya yang berjudul The Communist Manifest yang ditulis bersama Friedrich Engels. Marx berpandangan bahwa sejarah masyarakat manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Menurut Marx perkembangan pembagian kerja dalam kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda, yaitu kelas borjuis (majikan) terdiri dari orang-orang yang menguasai alat produksi dan kelas proletar (buruh) yang tidak memiliki alat produksi dan modal sehingga menjadi kelas yang dieksploitasi oleh kelas borjuis (majikan). Menurut Marx, suatu saat kelas proletar akan menyadari kepentingan bersama dengan melakukan pemberontakan dan menciptakan masyarakat tanpa kelas. Meskipun ramalan Marx tidak pernah terwujud tetapi pemikiran tentang stratifikasi dan konflik sosial tetap berpengaruh terhadap pemikiran perkembangan sosiologi khususnya terkait dengan kapitalisme.
3. Emile Durkheim (1858 – 1917)
Merupakan seorang ilmuwan yang sangat produktif. Karya utamanya antara lain Rules of The Sociological Method, The Division of Labour in Society, Suicide, Moral Education, dan The Elementary Forms of The Religious Life. Durkheim melihat bahwa setiap masyarakat manusia memerlukan solidaritas dengan membedakan dua tipe utama solidaritas yaitu solidaritas mekanis yang merupakan tipe solidaritas yang didasarkan pada persamaan dan biasanya ditemui pada masyarakat sederhana dan solidaritas organis yang ditandai dengan adanya saling ketergantungan antarindividu atau kelompok lain, masyarakat tidak lagi memenuhi semua kebutuhannya sendiri. Lambat laun pembagian kerja dalam masyarakat (munculnya diferensiasi, spesialisasi) semakin berkembang sehingga solidaritas mekanis berubah menjadi solidaritas organis. Pada masyarakat dengan solidaritas organis masing-masing anggota masyarakat tidak lagi dapat memenuhi semua kebutuhannya sendiri melainkan ditandai oleh saling ketergantungan yang besar dengan orang atau kelompok lain. Solidaritas organis merupakan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bagian-bagian yang saling bergantung seperti bagian-bagian suatu organisme biologis. Berbeda dengan solidaritas mekanis yang didasarkan pada hati nurani kolektif maka solidaritas organis didasarkan pada akal dan hukum. Dalam pengembangan selanjutnya, Durkheim menggunakan lima metode untuk mempelajari sosiologi, yaitu: a. Sosiologi harus bersifat ilmiah, di mana fenomena-fenomena sosial harus dipelajari secara objektif dan menunjukkan sifat kausalitasnya.
b. Sosiologi harus memperlihatkan karakteristik sendiri yang berbeda dengan ilmu-ilmu lain. c. Menjelaskan kenormalan patologi. d. Menjelaskan masalah sosial secara ‘sosial’ pula. e. Mempergunakan metode komparatif secara sistematis. Metode tersebut telah diterapkan dalam sebuah penelitian tentang gejala bunuh diri yang melanda masyarakat Eropa saat itu dengan judul “Suicide”.
4. Max Weber (1864 – 1920)
Max Weber lahir di Erfurt pada tahun 1864. Menyelesaikan studi di bidang hukum, ekonomi, sejarah, filsafat, teologi dan mengajar disiplin ilmu-ilmu tersebut di berbagai universitas di Jerman. Serta terusmenerus menyebarluaskan terbentuknya ilmu sosiologi yang saat itu masih berusia muda. Karya penting dari Weber berjudul The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism yang berisi hubungan antara Etika Protestan dalam hal ini Sekte Kalvinisme dengan munculnya perkembangan kapitalisme. Menurut Weber, ajaran Kalvinisme mengharuskan umatnya untuk bekerja keras dengan harapan dapat menuntun mereka ke surga dengan syarat bahwa keuntungan dari hasil kerja keras tidak boleh untuk berfoya-foya atau bentuk konsumsi lainnya. Hidup sederhana dan melarang segala bentuk kemewahan menjadikan para penganut agama ini semakin makmur karena keuntungan yang dihasilkan ditanamkan kembali menjadi modal. Dari sinilah menurut Weber kapitalisme di Eropa berkembang pesat.
5. Ferdinand Tonnies
Ferdinand Tonnies adalah sosiolog dari Jerman. Teorinya yang terkenal adalah konsep masyarakat gemeinschaft (paguyuban: bentuk kehidupan masyarakat) dan gesellschaft (patembayan: kehidupan bersama untuk jangka pendek) serta evolusi masyarakat tanpa kemajuan (berkaitan dengan kerinduan masyarakat gesellschaft pada pola hubungan masyarakat gemeinschaft.
6. Talcott Parsons
Melalui karyanya yang berjudul The Social System, Talcott Parsons menjadi tokoh sosiologi yang dominan di Amerika. Buku tersebut membahas tentang fungsionalisme struktural. Menurutnya, masyarakat akan tetap survive ketika variable-variable berpola atau system tindakan telah menjalankan keempat fungsinya, yang dikenal dengan konsep AGIL.
7. Wright Mills
C. Wright Mills mengembangkan teori sosiologi modern dengan pokok pikiran khayalan sosiologi (the sociological imagination). Khayalan sosiologi dapat dikembangkan melalui dua konsep pemikiran, yaitu troubles (masalah yang muncul dalam pribadi seseorang akibat adanya pertentangan pola pikir) dan issues (dorongan yang muncul dari luar pribadi manusia untuk menentukan dan menyikapi suatu kondisi).
C. Peran dan Fungsi Sosiologi
Peran Sosiolog
Menurut Horton dan Hunt (1987), dewasa ini beberapa profesi yang umumnya diisi oleh para sosilog adalah:
1. Sebagai ahli riset, baik itu riset ilmiah untuk kepentingan pengembangan keilmuan atau riset yang diperlukan sektor industri;
2.Sebagai konsultan kebijaksanaan, khususnya ikut membantu untuk memperkirakan pengaruh dari kebijaksanaan sosial tertentu;
3. Sebagai teknisi atau yang populer disebut sosiolog klinis, yakni ikut terlibat di dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan masyarakat;
4. Sebagai guru atau pendidik yang terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar;
5. Sebagai pekerja sosial.
Fungsi Sosiologi
Sebagai ilmu pengetahuan sosial yang objeknya masyarakat, sosiologi memiliki empat macam fungsi atau kegunaan, yaitu dalam bidang perencanaan sosial, penelitian, pembangunan, dan pemecahan masalah sosial.
1. Perencanaan Sosial
Beberapa fungsi atau kegunaan sosiologi dalam perencanaan sosial adalah sebagai berikut:
Sosiologi memahami perkembangan kebudayaan masyarakat, baik masyarakat tradisionalmaupun modern sehingga proses penyusunan dan permasyarakatan suatu perencanaan sosial relatif mudah dilakukan.
Sosiologi memahami hubungan manusia dengan lingkungan alam, hubungan antargolongan, juga proses perubahan dan pengaruh penemuan baru terhadap masyarakat. Ini berarti perencanaan ke depan yang disusun atas dasar kenyataan yang faktual dalam masyarakat oleh sosiologi relatif bisa dipercaya.
Sosiologi memiliki disiplin ilmiah yang didasarkan atas objektivitas. Dengan demikian, pelaksanaan suatu perencanaan sosial diharapkan lebih kecil penyimpangannya.
Dengan berpikir secara sosiologi, suatu perencanaan sosial dapat dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat ketertinggalan dan tingkat kemajuan masyarakat ditinjau dari sudut kebudayaannya, seperti perkembangan iptek. Hal ini dilakukan agar dapat menyesuaikan dengan pertumbuhan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada.
Menurut pandangan sosiologi, perencanaan sosial merupakan alat untuk mengetahui perkembangan masyarakat yang fungsinya untuk menghimpun kekuatan sosial guna menciptakan ketertiban masyarakat.
2. Penelitian
Dalam bidang penelitian masyarakat, sosiologi memiliki kelebihan dibandingkan ilmu-ilmu yang lain karena:
Memahami simbol kata-kata, kode, serta berbagai istilah yang digunakan oleh masyarakat sebagai objek penelitian empiris.
Pemahaman terhadap pola-pola tingkah laku manusia dalam masyarakat.
Kemampuan untuk mempertimbangkan berbagai fenomena atau gejala sosial yang timbul dalam kehidupan masyarakat, terlepas dari prasangka-prasangka subjektif.
Kemampuan melihat kecenderungan-kecenderungan arah perubahan pola tingkah laku anggota masyarakat atas sebab-sebab tertentu.
Kehati-hatian dalam menjaga pemikiran yang rasional sehingga tidak terjebak dalam pola pikir yang tidak jelas.
3. Pembangunan
Fungsi atau kegunaan sosiologi dalam usaha-usaha pembangunan (dalam Sosiologi Suatu Pengantar edisi kedua, Soerjono Soekanto, 1986) adalah sebagai berikut:
1. Pada Tahap Perencanaan
Sosiologi dapat berguna di dalam mengadakan identifikasi-identifikasi terhadap berbagai kebutuhan masyarakat. Pada tahap ini diperlukan data yang relatif lengkap mengenai masyarakat yang akan dibangun. Data-data tersebut mencakup pola interaksi sosial, kelompok sosial, kebudayaan yang berintikan pada nilai-nilai, lembaga sosial, dan stratifikasi sosial.
2. Pada Tahap Pelaksanaan
Pada tahan pelaksanaan perlu diadakan identifikasi terhadap kekuatan dalam masyarakat. Hal itu dapat dilakukan dengan cara mengadakan penelitian terhadap pola-pola kekuasaan dan wewenang yang ada di masyarakat. Di samping itu, juga harus diadakan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi.
3. Pada Tahap Evaluasi
Pada tahap evaluasi diadakan analisi terhadap efek pembangunan. Kebersihan pembanguna hanya dapat dinilai melalui evaluasi dan dapat diidentifikasi tentang adanya kekurangan, kemacetan, kemunduran, bahkan mungkin kemerosotan. Melalui evaluasi dpaat dilakukan pengadaan, pembetulan, penambahan, dan peningkatan secara proposional (seimbang).
4. Pemecahan Masalah Sosial
Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor berikut.
a. Ekonomis, misalnya kemiskinan, pengangguran, dan bencana alam.
b. Biologis, misalnya penyakit menular dan wabah.
c. Psikologis, misalnya penyakit syaraf, bunuh diri, dan disorganisasi jiwa.
Kebudayaan, misalnya kejahatan, penceraian, kenakalan remaja, konflik etnis, dan konflik agama.
D. Gejala Sosial dalam Kehidupan Masyarakat
Manusia hidup dalam masyarakat. Masyarakat menurut Paul B. Horton & C. Hunt merupakan kumpulan manusia yang relative mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok manusia tersebut (Horton dan Hunt, 2010). Didalam masyarakat, menurut Kathy S. Stolley, orang-orang saling berinteraksi dan berbagi budaya yang sama (Stolley, 2005). Dalam proses ini berbagai gejala sosial terjadi.
1. Pengertian Gejala Sosial
Gejala sosial adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara dan oleh manusia, baik secara individu maupun secara kelompok (Gulo, 2010). Suatu peristiwa atau proses disebut gejala sosial karena perilaku oleh individu yang terlibat di dalamnya saling terkait. Menurut Durkheim, gejala sosial harus dipahami sebagai fakta objektif di luar kehidupan subjektif individu. Gejala sosial antara lain mencakup gejala ekonomi, gejala politik, gejala budaya dan gejala moral.
Contoh gejala sosial antara lain adalah kemiskinan, kejahatan, perang, kewirausahaan, dan persamaan gender. Setiap gejala sosial menjadi dampak sekaligus penyebab dari gejala sosial yang lain. Misalnya keyakinan agama mempengaruhi praktik ekonomi. Kepentingan ekonomi menentukan teori politik.
2. Bentuk dan Jenis Gejala Sosial
Berbagai gejala sosial tersebut, menurut Guglielmo Carchedi, dapat dikelompokkan dalam bentuk gejala sosial yang menentukan (the determinan sosial phenomenon) dan bentuk gejala sosial yang ditentukan (the determined sosial phenomenon).
Gejala sosial yang menentukan merupakan bentuk gejala sosial yang mengkondisikan keberadaan gejala sosial yang ditentukan. Gejala sosial yang ditentukan merupakan bentuk gejala sosial yang menjadi kondisi reproduksi atau menggantikan gejala sosial yang menentukan.
Gejala-gejala sosial, menurut Pitirim A. Sorokin, dapat dikelompokkan dalam berbagai jenis. Diantaranya adalah sbagai berikut.
- Gejala sosial religious. Misalnya perayaan panen padi
- Gejala sosial ekonomi. Misalnya gejala menurunnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pengangguran.
- Gejala sosial politik. Misalnya, terjadinya praktik politik uang untuk memenangkan pemilu.
- Gejala sosial hukum. Misalnya, ketidakdisiplinan pengendara sepeda motor di jalan raya.
Berdasarkan tingkatannya, menurut Norman Blaikie, ada tingkatan gejala sosial.
- Gejala sosial mikro terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sosial sehari-hari.
- Gejala sosial meso terjadi pada organisasi, masyarakat, massa dan gerakan sosial
- Gejala sosial makro terjadi dalam entitas sosial yang lebih besar.
3. Fungsi dan Peran Sosiologi dalam Mengkaji Gejala Sosial di Masyarakat
Dalam disiplin ilmu sosiologi, keberadaan teori-teori sosiologi mengacu pada upaya untuk memberikan penjelasan sistematis dan konsisten terhadap gejala sosial. Tahap akhir dari penjelasan sosiologi atas gejala sosial itu menurut Weber adalah menjelaskan mengapa para pelaku yang terlibat dalam gejala sosial itu berperilaku sedemikian sehingga gejala sosial itu dapat terjadi.
Istilah ‘sosiologi’ pertama kali digunakan oleh Auguste Comte (1798-1859). Comte menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang gejala sosial yang tunduk pada hukum alam dan tidak berubah-ubah. Halnya dengan pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa sosiologi mempelajari hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejala-gejala sosial. Misalnya antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, serta masyarakat dan politik. Menurut Emile Durkheim, pokok bahasan sosiologi adalah fakta-fakta sosial. Fakta sosial adalah pola-pola atau system yang mempengaruhi cara manusia bertindak, berpikir dan merasa. Fakta sosial tersebut berada di luar individu. Fakta sosial mempunyai kekuatan memaksa atau mengendalikan individu tersebut.
Peran berkaitan dengan hak dan kewajiban yang dilakukan oleh sesorang berdasarkan kedudukan yg dimiliki. Peran berkaitan dengan profesi kerja yang harus dilaksanakan oleh seseorang secara professional. Profesi kerja yang sesuai dengan ilmu sosiologi: sebagai ahli riset yang berhubungan dengan kegiatan penelitian atau kegiatan ilmiah, sebagai konsultan yg membantu sesorang atau masyarakat untuk menentukan kebijaksanaan yang mengarah pada proses perbaikan, sebagai teknisi yang ikut terlibat dalam kegiatan dan perencanaan program kerja masyarakat, sebagai pendidik khusus mata pelajaran sosiologi.
D. Konsep Sosiologi tentang Realitas Sosial dalam Masyarakat
1. Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang terjadi antarindividu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok dalam bentuk kerjasama ataupun persaingan. Interaksi sosial dilaksanakan berdasarkan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Syarat terjadinya adalah kontak sosial dan komunikasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial:
- Imitasi: kecenderungan meniru sikap, tindakan, tingkah laku, atau penampilan fisik seseorang secara berlebihan.
- Sugesti: sikap, pandangan, dan pendapat orang lain tanpa dipikir ulang.
- Simpati: suatu proses ketertarikan seseorang kepada pihak lain yang berkaitan dengan perilaku atau pemanpilan.
- Identifikasi: keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
- Empati: kemampuan untuk merasakan diri sendiri seolah-olah ikut merasakan hal yang dialami orang lain.
- Motivasi: dorongan dalam diri seseorang.
2. Nilai dan Norma Sosial
Nilai sosial adalah prinsip standar atau kualitas yang berharga dan diinginkan masyarakat. Nilai merupakan kumpulan sikap dan perasaan yang diwujudkan melalui perilaku sosial. Nilai dianggap baik dan bersifat abstrak.
Norma adalah petunjuk atau patokan perilaku yang pantas dan dibenarkan dalam menjalani interaksi sosial dalam suatu masyarakat tertentu. Pelanggarnya akan dikenakan sanksi. Norma merupakan bentuk konkret/nyata dari nilai sosial yang ada di masyarakat.
3. Sosialisasi dlam Proses Pembentukan Kepribadian
Fungsi sosialisasi:
Membentuk pola perilaku individu berdasarkan kaidah, nilai dan norma sosial suatu masyarakat.
- Menjaga keteraturan hidup dalam masyarakat atas keseragaman pola tingkah laku berdasarkan nilai dan norma yang diajarkan.
- Menjaga integrasi kelompok dalam masyarakat.
4. Penyimpangan Sosial
Perlaku menyimpang atau deviasi sosial adalah segala bentuk tutur kata atau perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial di masyarakat. Berdasarkan jumlah pelakunya, dibedakan atas penyimpangan individual (seseorang) dan penyimpangan kolektif (sekelompok masyarakat). Berdasarkan sifatnya penyimpangan dibedakan menjadi, penyimpangan primer, sekunder, positif dan negative.
5. Pengendalian sosial
Pengendalian sosial melupakan alat atau cara yang digunakan masyarakat secara komprehensif untuk mengatur perilaku anggotanya agar sesuai dengan aturan, nilai dan norma sosial.
6. Struktur Sosial
Struktur sosial merupakan jalinan unsur-unsur sosial. Menurut Soleman B. Taneko (pengarang buku Struktur dan Proses Sosial), unsur-unsur pokok struktur sosial:
- Kelompok sosial
- Lembaga sosial
- Kaidah/norma sosial
- Stratifikasi sosial
7. Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial atau gerak sosial adalah suatu pola tertentu yang mengatur organisasi kelompok sosial. Berdasarkan tipenya, mobilitas sosial terbentuk secara horizontal, vertical, dan lateral.
8. Lembaga Sosial
Menurut Koentjaraningrat, lembaga sosial adalah system terpola yang menjaga kelakuan individu dan berpusat pada aktivitas-aktivitas khusus untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Lembaga sosial bertugas memenuhi seluruh aktivitas khusus yang dilakukan masyarakat.
9. Perubahan Sosial
Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Perubahan tersebut memengaruhi system sosial, termasuk nilai, sikap dan pola perilaku masyarakat.
10. Penelitian Sosiologi
Untuk memperoleh rasa keingintahuan seseorang terhadap munculnya berbagai jenis gejala sosial. Seseorang harus berfikir secara logis dan sungguh-sungguh. Penelitian sosiologi terfokus pada realita sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat. Pendekatan penelitian yang digunakan untuk penelitian sosiologi:
a. Pendekatan dan metode penelitian kualitatif:
- Penelitian eksploratif
- Penelitian deskriptif
- Penelitian eksplanatoris
- Penelitian survey
- Penelitian eksperimen
- Penelitian expost-facto (penelitian komparati
b. Pendekatan dan metode penelitian kualitatif:
- Penelitian deskriptif
- Penelitian studi kasus
- Penelitian historis
- Fenomenologi
DAFTAR PUSTAKA
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2012. Sosiologi: Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Esis Erlangga